Rabu, 29 Mei 2013

Implikasi Manajerial dalam pengambilan keputusan


Dalam pengambilan keputusan dibidang manajerial , seorang pemimpin harus memperhatikan segala aspek yang melatarbelakangi suatu masalah dimana keterampilan seorang pemimpin harus selalu diasah untuk menyelesaikan permaslahan yang kompleks karena membutuhkan pertimbangan yang matang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dan yang terpenting dalam setiap pengambilan keputusan seorang manajer diharuskan keputusan tersebut dapat diterima oleh semua kalangan karna adanya kebijakan
1.     gaya pengambilan keputusan
2.      gaya direktif merupakan gaya keputusan dengan ambiguitas / ketidakjelasan yg rendah dan cara berpikirnya yang rasional
3.      gaya analistis merupakan gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas / ketidakjelasan dan cara berpikirnya
4.      gaya konseptual : pengambilan keputusanya dengan toleransi yang tinggi untuk ambiguitas / ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi juga
5.      gaya prilaku : gaya pengambilan dengan toleransi yang rendah untuk ambiguitas / ketidak jelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu nilai individu , kepribadian,dan kecenderungan dalam pengambilan resiko

pertama , nilai individu pengambil keputusan merupakan keyakinan dasar yang digunakan seseorang jika ia dihadapkan pada permasalahan dan harus mengambil suatu keputusan . nilai nilai ini telah tertanam sejak kecil melalui suatu proses belajar dari lingkungan keluarga dan masyarakat .

kedua , kepribadian , keputusan yang diambil seseorang juga dipengaruhi oleh factor psikologis seperti kepribadian . dua variable utama kepribadian adalah berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat seperti ideology VS Kekuasaan , sementara itu pengambilan keputusan didasarkan pada keputusan pada suatu secara politis akan meningkatkan kekuasaan secara pribadi

adapun dalam pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh factor factor personal :
  • 1.      kongnisi merupakan kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki misalnya : kemampuan menalar , memiliki kemampuan berfikir secara logis
  • 2.      motif merupakan suatu keadaan tekanan dalam diri individu yang mempengaruhi , memelihara dan mengarahkan prilaku menuju suatu sasaran
  • 3.      sikap merupakan keberanian kita dalam mengambil resiko keputusan , pemilihan suasana emosi dan waktu yang tepat, mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi
  • 4.      internal organisasi seperti ketersediaan dana SDM kelengkapan peralatan teknologi dsb
  • 5.      eksternal organisasi seperti keadaan social politik , ekonomi , hokum dsb
  • 6.      ketersediaan informasi yang diperlukan
  • 7.      kepribadian dan kecapakan pengambilan keputusan

Jenis - Jenis Keputusan Organisasi

ada beberapa jenis keputusan yang digunakan dalam setiap pemecahan masalah antara lain :
Definisi Keputusan menurut para ahli

1. Menurut James A.F Stoner
Keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternative definisi ini mengandung tiga pengertian yaitu : (1) ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan;(2) ada beberapa alternative yang harus dipilih salah satu yang terbaik ; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekati pada tujuan tersebut

Jenis-jenis pengambilan keputusan
  • o   pengambilan keputusan berdasarkan intuisi : keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti pengaruh luar, dan factor kejiwaan lain
  • o   pengambilan keputusan yang bersifat rasional , berkaitan dengan daya guna . masalah –masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif , dalam masyarakat keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas batas nilai masyarakat yang diakui saat itu .
  • o   pengambilan keputusan berdasarkan fakta , ada pendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan itu didukung oleh sejumlah fakta yang memadai . sebenarnya istilah fakta itu perlu kita kaitkan dengan istilah data dan informasi . kumpulan fakta yang telah dikelompokan secara sistematis dinamakan data . sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data , dengan demikian data harus diolah terlebih dahulu menjadi informasi yang akurat kemudian dijadikan sebagai pengambilan keputusan
  • o   pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman , seringkali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan pimpinan meningat ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi . peringatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip arsip pengambilan keputusan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip arsip pengambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman pengalaman masa lampau . jika ternyata permasalahan tersebut pernah teradi sebelumnya , maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidaknya dengan situasi dan kondisi saat ini jika masih sama kita dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul
  • o   pengambilan keputusan berdasarkan wewenang , banyak keputusan yang diambil karena wewenang yang dimiliki . setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi

Bentuk Bentuk / jenis keputusan
  • o   keputusan terprogram , merupakan keputusan yang berulang yang ditentukan sebelumnya dalam keputusan ini prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi , keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya criteria suatu kinerja diukur sudah jelas , informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik  contoh : aturan umum penetapan harga pada industry rumah makan dimana makanan akan diberi harga hingga 3 kali lipat dari direct cost
  • o   keputusan tidak terprogram , keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan . keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya , sehingga organisasi terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan tersebut 

Pengertian Dan Dasar Pengambilan Keputusan


Keputusan adalah suatu pilihan yang diambil diantara satu alternative atau lebih , perihal yang berkaitan dengan keputusan yang telah ditetapkan sesudah dipertimbangkan daan dipikirkan . Pengambilan keputusan harus dilandasi oleh procedure dan teknik serta didukung oleh informasi yang tepat (accurate),benar (reliable)dan tepatwaktu (timeliness) . ada beberapa landasan yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang sangat bergantung dari permasalahan itu sendiri , Menurut George R.terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1.      intuisi
pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan yang memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan

keuntungan :
Ø  waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relative lebih pendek
Ø  untukmasalah yang pengaruhnya terbatas pengambilan keputusan ini akan memberikan kepuasan pada umumnya
Ø  kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik
 kelemahan :
Ø  keputusan yang dihasilkan relative kurang baik
Ø  sulit mencari alat pembandingnya sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya
Ø  dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan

2.      pengalaman
pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatumya dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi , peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini
3.      fakta
pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat , solid dan baik . dengan fakta maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi , sehingga orang dapat menerima keputusan keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.

4.      wewenang
pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahanya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukanya . pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan

kelebihan :
Ø  kebanyakan penerimaannya adalah bawahan , terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa
Ø  keputusanya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
Ø  memiliki daya autensitas yang tinggi
             kelemahan :
Ø  dapat menimbulkan sifat rutinitas
Ø  mengasosiasikan dengan praktik dictatorial
Ø  sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbullkan kekaburan
5.      logika
pengambilan keputusan yang berdasarkan logika adalah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsure pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan , pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif , logis , lebih transparan , konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu . sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan . pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

ü  kejelasan masalah
ü  orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
ü  pengetahuan alternative : seluruh alternative diketahui jenisnya dan konsekuensinya
ü  preferensi yang jelas : alternative biasa diurutkan sesuai criteria

ü  hasil maksimum : pemilihan alternative terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yangmaksimal

Implikasi Manajerial

Implikasi Manajerial

saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork . jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini . Meskipun Terjadi perselisihan antar pribadi , namun dalam tim harus segera menyingkirkan terlebih dahulu . bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu . bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan . makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim diatas segalanya 

Berikut poin-poin Team work yang baik :
1. Teamwork adalah kerjasama dalam tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan 
2. sama sama bekerja bukanlah teamwork itu kerja individual
3. Filosofi Teamwork saya mengerjakan apa yang anda tidak bisa dan anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa
4. ketika berada dalam teamwork , segala ego pribadi,sektoral, departmen harus disingkirkan
5. dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama bukan individual
6. keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jjika tidak ada saling pengertian
7. saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama 

Implikasi Menerut kamus besar bahasa indonesia berarti sebab oleh karena itu implikasi manajerial dibidang team atau kelompok mengakibatkan banyaknya keuntungan bagi kegiatan kelompok yang dapat lebih direncanakan karena ada proses manajemen team . pada bagian ini peneliti menyajikan berbagai implikasi kebijakan yang dapat dihubngkan dengan temuan temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini , implikasi manajerial memberikan kontribusi praktis bagi manajemen


Kekuatan Team Work

Teamwork disini artinya kemampuan bekerjasama untuk menuju satu visi yang sama dan hal ini hal ini hanya akan terbangun jika setiap individu dan unit kerja di dalam perusahaan menyadari bahwa mereka tidak mungkin mampu mencapai tujuan perusahaan secara sendiri-sendiri. Tiap individu atau tiap unit memang memiliki tujuan masing-masing. Akan tetapi, dalam teamwork yang efektif, tujuan masing-masing kelompok akan muncul sebagai target bersama dan menimbulkan ketergantungan satu dengan yang lainnya secara positif.
Secara umum, untuk membangun teamwork yang solid dibutuhkan beberapa syarat :
1. Jangan bersikap individualistis. 

Dalam suatu tim yang solid, kita tidak boleh menunjukkan ego masing-masing. Setiap anggota tim harus keluar dari diri sendiri dan masuk ke dalam kesatuan tim. Adanya kesediaan untuk saling menghormati, saling memaafkan saling menerima kekurangan, dan memberi pelayanan satu sama lain. Dalam kondisi ini perlu ada kesediaan individu untuk meninggalkan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar yaitu perusahaan.
2. Berikan kontribusi

Keberhasilan suatu teamwork hanya bisa dicapai karena adanya kontribusi dari setiap individu yang terlibat. Untuk itu setiap anggota tim harus mampu berperan sesuai dengan kompetensinya, sehingga satu sama lain bisa saling melengkapi. Masing-masing unit harus menjalankan tugas dan tanggung jawab, saling menyelaraskan antara upaya yang telah dilakukan satu unit dengan upaya unit lain dalam satu tim sehingga apa yang menjadi sasaran perusahaan dapat tercapai. Kebersamaan tim hanya dapat terwujud, manakala setiap orang atau unit dapat memainkan perannya semaksimal mungkin, dapat mengisi kekurangan unit lain dan bukannya saling menyalahkan.
3. Bersikap fleksibel 

Dalam suatu tim, kita harus mampu bersikap fleksibel. Ada kesediaan untuk beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Misalnya dulu biasa dilayani, sekarang harus merubah paradigma yaitu ada kesediaan untuk melayani. Selain itu kita juga perlu kreatif, bila satu cara tidak memberikan hasil, kita harus mampu mencari cara lain yang lebih efektif. Selalu ada keinginan mencoba gagasan baru dan cara-cara baru. Kita tidak boleh kaku dan terpaku pada kebiasaan lama atau keberhasilan masa lalu. Setiap tim harus menjadi ‘learning community’ artinya mereka harus cepat memetakan situasi serta mempelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk menjadi pemenang dalam situasi persaingan.
4. Komunikasi 
Ketika seluruh anggota tim tidak mementingkan diri sendiri, mampu bersikap fleksibel dan beradaptasi satu sama lain, maka tim mampu bersatu dalam kebersamaan. Untuk menjadi tim yang kuat, satu sama lain harus saling mengerti, saling memahami, saling memuji. Komunikasi adalah cara untuk saling mengenali satu sama lain. Dalam prosesnya, hubungan yang erat, dimana satu sama lain saling mengenal dengan baik, saling memahami sehingga dapat membaca apa yang sedang dibutuhkan yang lain tanpa harus mengatakannya.
5. Komitmen
Setiap anggota harus memberikan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan perusahaan. Hal ini ditandai dengan sikap loyal, semangat untuk mencapai tujuan, berupaya untuk menampilkan hasil kerja yang berkualitas dan sempurna, bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya dan disiplin.
6. Kepercayaan dan Saling Menghargai 
Dengan saling percaya dan saling menghormati, tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita. Dalam satu tim, kita harus menunjukkan kasih sayang dan kepedulian. Setaip anggota tim dapat saling bergantung dan berpegang bersama menempuh berbagai tekanan, menghadapi perlawanan, menghadapi persoalan, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.

7. Patuhilah Pemimpin 
Dalam suatu tim, peran kepemimpinan juga cukup penting. Bagaimana sasaran bisa tercapai bila tidak ada pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai sasaran perusahaan. Dalam kerja tim, anggota tim harus bersedia mematuhi pemimpinnya. Meski demikian, ini tidak berarti pemimpin harus menjadi tiran, yang hanya memaksakan kehendak, dan anggota hanya sebagai hamba saja. Pemimpin dan pemain adalah partner, dengan peran yang berbeda. Tetapi apabila anggota tim menentang, mengabaikan atau menggerogoti wibawa kepemimpinan, maka kebersamaan tim akan terpecah belah.

Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng tangan menyelesaikan pekerjaan . Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A , namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainya . Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim , beban Dibagi untuk satu tujuan bersama 


Tahapan Pembentukan Kelompok


Tahap-tahap Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman pada 1965. Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaikdan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah konsep ini dicetuskan.Teori ini memfokuskan pada cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dariawal pembentukan kelompok hingga proyek selesai.Selanjutnya Tuckman menambahkan tahap kelima yaitu adjourning dan transforming untuk melengkapi teori ini.
kelompok ini biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam evolusi mereka , kita menyebut model ini model lima tahap perkembangan . meskipun riset mengindikasi bahwa tidak semua kelompok mengikuti pola ini , model tersebut adalah sebuah kerangka kerja yang berguna untuk memahami perkembangan kelompok . dalam ini , kita mendeskripsikan model umum yang terdiri atas lima tahap tersebut dan sebuah model alternatif untuk kelompok kelompok sementara dengan tenggang waktu 
seperti diperlihatkan pada gambar model lima tahap perkembangankelompok ( five - stage - group - development - model ) menyebutkan karakteristik perkembangan kelompok dalam tahap yang berbeda pembentukan , timbulnya konflik , normalisasi , hasil berupa kinerja dan pembubarannya?

Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum bisa saling percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan infomasi dan mendekatkan diri satu sama lain.
Tahap 2 – Storming
Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah apa yang harus merka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing dan model kepemimpinan seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula beberapa kelompok yang mandek pada tahap ini.Tahap storming sangatlah penting untuk perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bisa saja menyakitkan bagi anggota kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok harus memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada.
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan haromoni seiring dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan nilai-nilai yang digunakan.Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi penting masing-masing anggota untuk kelmpok.
Tahap 4 – Performing
Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling tergantung satu sama lainnya dan mereka saling respek dalam berkomunikasi.Supervisor dari kelompok ini bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak diambil oleh kelompok.
Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun ketika mereka mengalami perubahan (transforming). Misalnya jika ada review mengenai goal ataupun ada perubahan anggota kelompok. Keunggulan dari teori ini adalah menjadi suatu pedoman dalam pembentukan suatu kelompok. Sementara itu keterbatasannya antara lain:
· Model ini didesain untuk menjelaskan tahap-tahap yang terjadi pada kelompok dengan ukuran kecil
· Pada kenyataannya, proses kelompok tidak linear seperti penjelasan pada teori Tuckman, namun lebih bersifat siklus.
· Karakteristik tiap tahap tidak selalu saklek seperti itu. Karena model ini berkaitan dengan perilaku manusia, maka kadang tidak jelas ketika sebuah kelompok berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya. Mungkin saja terjadi tumpang tindih antar tahap tersebut.
· Model ini tidak memperhitungkan peranan yang harus diambil individu dalam kelompok
· Tidak ada pedoman mengenai jangka waktu mengenai perpindahan dari satu tahap ke tahap lainnya.

Rabu, 22 Mei 2013

Pengertian dan Klasifikasi Kelompok

sebelum kita membahas apa itu pengertian kelompok disini saya akan membahas dahulu apa itu Komunikasi kelompok ? Komunikasi Kelompok itu sendiri adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok "kecil" seperti rapat , petermuan , komperensi dan sebagainya (Anwar Arifin,1984).

sedangkan menurut Micheal Burgoon (dalam Wiryanto,2005) mendefinisikan bahwa komunikasi kelompok merupkan interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih dengan tujuan yang sudah diketahui , seperti berbagi informasi , menjaga diri , pemecahan masalah , yang mana anggota anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota anggota yang lain lain secara tepat .kedua defini diatas mempunyai kesamaan , yakni adanya komunikasi tatap muka dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok .

sedangkan kelompok itu sendiri adalah orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama , mengenal satu sama lainya  dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005) contoh kelompok : keluarga , kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah atau suatu komite yang tengah rapat untuk mengambil suatu keputusan .

Kelompok juga dapat diartikan sejumlah orang yang terlibat pada suatu pertemuan tatap muka dimana setiap anggota mendapatkan kesan yang jelas , sehingga seseorang baik disaat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan tanggapan kepada yang lainya .

Klasifikasi Kelompok Dan Karakteristik Kelompok 

mungkin banyak klasifikasi yang telah dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi , namun disini saya akan menjelaskan 3 klasifikasi kelompok diantaranya adalah :
1. kelompok primer dan sekunder 
    Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam jalaludin Rakhmat,1994) mengatakan bahwa kelompok primer merupakan suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab,personal dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerjasama , sedangkan kelompok sekunder merupakan kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal dan tidak menyentuh hati kita .
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya sebagai berikut :
=> Kualitas Komunikasi pada kelompok primer yang bersifat dalam dan meluas . dalam artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi , menyingkap unsur unsur backstage (perilaku yang kita tampak dalam suasana private saja) Meluas artinya sedikit sekali kendala yang dapat menentukan rentangan dan cara berkomunikasi . sedangkan kelompok sekunder bersifat dangkal dan terbatas 

=> Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal ,sedangkan kelompok sekunder nonpersonal 

=> komunikasi kelompok primer lebih lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi , sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya

=> komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif sedangkan kelompok sekunder instrumental

=> komunikasi kelompok primer cenderung informal sedangkan kelompok sekunder formal

2. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
    Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (Membership group) dan 
kelompok rujukan (Reference group) kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota - angotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu , sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standart) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi yaitu:
=> fungsi komparatif 
=> fungsi normatif
=> fungsi perspektif

3. Kelompok Deskriptif dan kelompok preskriptif
   John F. Cragan dan David W Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua : deskriptif dan preskriptif . kategori deskriptif menunjukan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukanya secara alamiah . berdasarkan tujuan , ukuran , dan pola komunikasi , kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga kelompok 

=> Kelompok Tugas : bertujuan untuk memecahkan masalah misalkan transplantasi jantung atau merancang kampanye politik 
=> Kelompok pertemuan : kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok melalui diskusi , setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya . contoh kelompok pertemuan adalah kelompok terapi dirumah sakit
=> Kelompok Penyandar  : mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru  



·                 
        


Implikasi Manajerial


Implikasi Manajerial

menurut kamus besar Bahasa Indonesia , kata implikasi berarti akibat . kata impplikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau manajemen 

Teori X dan Y


Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967) yang memiliki pandangan yang berbeda terhadap manusia yaitu pada dasarnya manusia bersifat negative (Teori X) dan bersifat positife (Teori Y) Mc. Gregor menyimpulkan bahwa pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan pada pengelompokan asumsi tertentu dan manajer tersebut cenderung membentuk perilakunya terhadap bawahan sesuai dengan asumsi tersebut . Dalam   



Teori X terdapat empat asumsi , yaitu diantaranya :
1. bawahan tidk suka bekerja dan bilamana mungkin  akan berusaha menghindarinya 
2. karena bawahan tidak suka bekerja , mereka harus dipaksa , dikendalikan atau diancam dengan hukuman
3. bawahan akan mengelak tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya mengikuti perintah formal
4. kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk dipecat ) dan hanya menunjukan sedikit ambisi 



sedangkan , dalam teori X diasumsikan bahwa :
1. bawahan memandang bahwa pekerjaan sama alamiyahnya dengan istirahat dan bermain
2. seseorang yang memiliki komitmen paada tujuan akan melakukan pengarahan dan pengendalian diri
3. seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima , bahkan mencari tanggung jawab
4. kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik (pendelegasian wewenang dan tanggung jawab)

Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi 


Teori ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-orang dengan tipe  dan y sehingga mampu berkontribusi dalam suatu organisasi . Tipe X yang cenderung malas bekerja dan menyukai diperintah, mungkin akan membutuhkan saluran komunikasi yang formal , dimana pemimpin dapat menginstruksikan berbagai perintah secara formal . berbeda dengan tipe Y , antara pemimpin dengan bawahan akan lebih sering berkomunikasi secara informal atau partisipatif . hal ini dilakukan karena kedua belah pihak sudah saling memahami dan bawahan memiliki pengalaman yang sudah baik . 
Motivasi yang diberikan kepada tipe x , mungkin akan cenderung dengan pemberian hukuman yang tegas sehingga berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan sangat dibutuhkan . sedangkan untuk tipe y , komunikasi akan sangat mempengaruhi karena motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi diri untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam organisasi .


Teori Kepemimpinan Situsional
Teori ini dikemukakan oleh Paul Hersey dan Keneth H. Blachard (1974 -1977) teori ini merupakan pengembangan dari penelitian kepemimpinan yang diselesaikan di ohio state University (stogdill dan Coons,1957) teori ini berasumsi bahwa pemimpin yang efektif tergantung pada kematangan bawahan dan kemampuan pemimpin untuk menyelesaikan orientasinya , baik orientasi tugas maupun hubungan kemanusiaan . taraf kematangan bawahan terentang dalam suatu kontinum dari immatery ke maturity . semakin dewasa bawahan , semakin matang individu atau kelempok untuk melakukan tugas atau hubungan . 

dalam kepemimpinan situsional ini , Hersey dan Blanchard mengemukakan empat gaya sebagai berikut :
~ Telling (S1) yaitu perrilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan tugas rendah . gaya ini mempunyai ciri komunikasi satu arah dimana pemimpin yang berperan
~ Selling (S2) perilaku dengan tugas tinggi dan hubungan tinggi . kebanyakan pengarahan masih dilakukan oleh pemimpin tetapi sudah mencoba komunikasi dua arah dengan dukungan sosioemocional supaya bawahan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan .
~ Participating (S3) yaitu perilaku hubungan tinggi tugas rendah . pemimpin dan bawahan sama-sama memberikan kontribusi dalam mengambil keputusan melalu komunikasi dua arah dan yang dipimpin cukup mampu dan berpengalaman untuk melaksanakan tugas .
~ Delegating (S4) yaitu perilaku hubungan dan tugas rendah . gaya ini memberikan kesempatan kepada yang dipimpin untuk melaksanakan tugas mereka sendiri melalui pendelegasian dan supervise yang bersifat umum . yang dipimpin adalah orang yang sudah matang dalam melaksanakan tugas dan matang pula secara psikologis.


dalam kepemimpinan situsional yang dikembangkan menjadi 4 bagian , membutuhkan komunikasi karena pada dasarnya kepemimpinan mempengaruhi orang. dalam kepemimpina ini , Delegating dengan tugas dan perilaku rendah menadi aspek yang paling disukai karena apabila bawahan memiliki tingkat kesiapan yang tinggi maka ada kebebasan dan kepercayaan dari pemimpin untuk berpartisipasi .




Komunikasi Efektif



Pengertian komunikasi efektif
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlihat dalam komunikasi.Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih menggunakan bahasa non verbal secara baik. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai komunikasi efektif, antara lain :
a.       Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.
b.       Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.
c.        Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp (2001) mengatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi. Komunikasi yang lebih efektif terjadi apabila komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam pengertian, sikap dan bahasa.

 Proses komunikasi efektif
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut ;
Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manager melibatkan proses komunikasi sebagai berikut ;
a.       Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa:
1.      Informasi
2.      Ajakan
3.      Rencana kerja
4.      Pertanyaan dan sebagainya                        
b.      Simbol atau isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau symbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manager menyampaikan peasan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan , kepala, mata, dan bagian muka lainnya ). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, periklaku atau menunjukkan arah tertentu.
c.       Media atau penghubung
Adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti : TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerimaan pesan, situasi dsb.
d.      Mengartikan kode atau isyarat
Setelah pesan diterima melalui indra ( telinga, mata dst)maka si penerima pesan harus dapat mengartikan symbol/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimngerti / dipahaminya.
e.       Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk code /isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.
f.       Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan hal ini penting bagi manager atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Bailkan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
g.      Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

Unsur-unsur dalam komunikasi efektif
Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: niat,minat, pandangan, lekat, dan libat.
Ø  Niat menyangkut:
·         Apa yang akan disampaikan
·         Siapa sasaranya
·         Apa yang akan dicapai
·         Kapan akan disampaikan
Ø  Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:
·         Factor obyektif: merupakan rangsang yang kita terima
·         Fakto subyektif: merupakan factor yang menyangkut diri si penerima stimulus
Ø  Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada sasaran,menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan,pekerjaan, pengalaman dan kerangka piker seseorang.
Ø  Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.
Ø  Libat,merupakan keterlibatan panca indra sebanyak-banyaknya.

  Tahapan komunikasi efektif
a. Pengirim mempunyai gagasan (ide )
b. Pengirim mengubah gagasan menjadi pesan ( yang dapat dipahami oleh penerima )
c. Pengirim mengirim pesan, melalui media perantara ( verbal/non verbal,lisan /tulisan) dan medium (telpon, komputer /memo

Hambatan dalam komunikasi efektif           
a.       Hambatan dari proses komunikasi
·         Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
·         Hambatan dalam penyediaan / symbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih atau satu,symbol yang di[ergunakan antara sipengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
·         Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
·         Hambatan dalam bahsa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
·         Hambatan dari penerima pesan,misalnya kurangnya perhatian pada saat penerima atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
·         Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberika interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
b.      Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dll. Misalnya :gangguan kesehatan,gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
c.       Hambatan semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
d.      Hambatan psikologis
Hambatan spikologis dan social kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya:perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.

kriteria keberhasilan komunikasi
            Untuk memperoleh keefektifan komunikasi , seseorang harus memperhatikan beberapa kriteria komunikasi sebagai berikut:
a.       Komunikasi membutuhkan lebih dari dua orang yang akan menentukan tingkat hubungan dengan orang lain.
b.      Komunikasi terjadi secara berkesinambungan dan terjadi hubungan timbal balik .
c.       Proses komunikasi dapat melalui komunikasi verbal dan non verbal yang bisa terjadi secara simultan.
d.      Dalam berkomunikasi seseorang akan berespon terhadap peran yang di terima baik secara langsung maupun tidak langsung ,verbal maupun non verbal.
e.       Pesan yang di terima tidak selalu di asumsikan sama antara penerima dan pengirim.
f.       Pertukaran informasi di butuhkan ilmu pengetahuan.
g.       Pesan yang di kirim dan di terima  di pengaruhi oleh pengalaman masa lalu,pendididkan, keyakinan dan budaya.
h.      Komunikasai di pengaruhi oleh perasaan diri sendiri, subyek yang di komunikasikan orang lain.
i.        Posisi seseorang di dalam system sosio cultural dapat mempengaruhi proses komunikasi.